Thursday, 24 May 2012

ILMU PARIWISATA

PARIWISATA SEBAGAI SEBUAH DISIPLIN ILMU

PENDAHULUAN
Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu pariwisata digolongkan dalam rumpun ilmu sosial (social sciences). Secara umum, ilmu sosial didefinisikan sebagai sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Sementara menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli Sosiologi Jerman, ilmu sosial merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia (Ismaun, 2010:9).Termasuk dalam rumpun ilmu sosial, di antaranya adalah ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmupsikologi, ilmu hukum, ilmu sosiologi, dan lain sebagainya.Prof. Ismaun, dalam buku Pengantar Ilmu Sosial Dalam Konteks Pengembangan Ilmu Kepariwisataan (2010:135), menyebutkan bahwa ilmu pariwisata berkembang pertama kali di Eropa. Di kota Dubrovnik, Yugoslavia, kepariwisataan pertama kali diajarkan sebagai ilmu tersendiri pada tahun 1920. Selanjutnya, pada 1930 ilmu kepariwisataan diajarkan sebagaimata pelajaran pada berbagai Sekolah Tinggi Dagang. Di Swiss, dua universitas yang berperan banyak dalam mengembangkan ilmu pariwisata adalah Bern University dan St.Gallen University. Bahkan, untuk kepentingan pendidikan kepariwisataan, Bern University membentuk Tourist Research Institute untuk menampung segala masalah dan perkembangan yang terjadi di lingkungan ilmu kepariwisataan. Adapun perkembangan ilmu kepariwisataan di Indonesia, bisa dilacak dari tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan kepariwisataan selepas zaman proklamasi kemerdekaan, misa
lnya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) YAPARI Bandung, dan lain sebagainya. Saat ini, perkembangan ilmu kepariwisataan nyaris sudah bisa dirasakan oleh sebagian besar manusia, tak terkecuali oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Industripariwisata berperan penting dalam menambah devisa negara, dan oleh sebab itu, bukan halyang berlebihan jika sebagian besar lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya universitas-universitas terkemuka di Indonesia (misalnya Universitas Trisakti, UPI Bandung, UNPAD, IPB, Universitas Udayana Bali, dll), mulai gencar membuka program studi yang berkaitan dengan ilmu kepariwisataan.

PARIWISATA SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Ilmu Pariwisata didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari teori-teori dan praktik-praktik tentang perjalanan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi perjalanan tersebut, dan berbagai implikasinya". Untuk mengkaji kelaikan pariwisata sebagai sebuah disiplin ilmu dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu :

1. Aspek Ontologi
Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuan ilmu ini dalammenyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata, gejala-gejalapariwisata, karakteristik wisatawan, prasarana dan sarana wisata, tempat-tempat serta dayatarik destinasi yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnis terkait, sertakomponen pendukung di daerah asal maupun di sebuah destinasi wisata. Dari sisi ontologi, objek formal yang menjadi kajian Ilmu Pariwisata adalah fenomena kepariwisataan yang dapat difokuskan pada tiga unsur, yaitu: (1) pergerakan wisatawan, (2) aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan tersebut, serta (3) akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat secara luas.

2. Aspek Epistimologi
Aspek epistimologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah, objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik. Dalam memperoleh kebenaran ilmiah dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yakni: (1) Pendekatan sistem : Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi kedua-duanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan “linkedsystem” dan saling mempengaruhi. Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologi, bahkan politik. Sehingga, pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika subsistemnya, seperti pasar, produk, dan pemasaran. (2) Pendekatan Kelembagaan : Pendekatan kelembagaan adalah dimana setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen, penyedia sebagai supplier jasa transportasi, penyedia jasa akomodasi atau penginapan, serta kemasan atraksi atau daya tarik wisata. Semua komponen ini memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata, dan jika salah satu darikomponen di atas tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akanberlangsung.(3) Pendekatan Produk: Pendekatan yang digunakan untuk mengkategorikan bahwapariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya yang sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat. Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni ; Menurut Medlik, 1980 (dalamAriyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus dipenuhi produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk, yakni: (1) Attractions (daya tarik); (2) Accesability (transportasi); (3) Amenities (fasilitas); (4) Ancillary (kelembagaan).

3 Aspek Aksiologi
Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri. Menurut UN-WTO,pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi, pemahaman terhadap budaya yang berbeda, pemanfaatan potensi sumber daya alam dan manusia. Dari sisi aksiologi, yaitu nilai atau manfaat yang dapat disumbangkan oleh ilmu Pariwisata. Manfaat ilmu Pariwisata dapat dirancang untuk mengembangkan ilmu pariwisata itu sendiri, untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya, dan untuk memberi penjelasan perkembangan terkini dunia pariwisata secara teoretik kepada masyarakat. Ilmu pariwisata juga dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat praksis dan bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan di lapangan.

KESIMPULAN

Dalam praktiknya, kegiatan pariwisata tidak hanya menyangkut hubungan manusia dengan manusia lainnya. Kegiatan pariwisata meliputi juga hubungan manusia dengan alam (wisata alam), manusia dengan masa lalunya (wisata heritage), bahkan manusia dengan Tuhannya (wisata religi). Namun biarpun demikian, sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu pariwisata dimasukkan dalam rumpun ilmu sosial. Hal ini selintas bisa disimpulkan karena ilmu pariwisata memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kecenderungan karakteristik ilmu sosial yang menitikberatkan kajiannya dalam mempelajari segala hal yang berkenaan dengan perilaku manusia, juga mempelajari segala hal yang diakibatkan oleh interaksi antar sesama manusia. Sebagai sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kedudukan ilmu pariwisata dalam lingkup ilmu sosial tidak bisa dipisahkan dari keberadaan ilmu-ilmu sosial lainnya. Pendekatan ilmu pariwisata bisa dilakukan melalui ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, ilmu antropologi, ilmu sosiologi, ilmu psikologi, ilmu geografi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dengan beragamnya pendekatan yang bisa dilakukan terhadap ilmu pariwisata, maka ilmu pariwisata sangat terbuka dalam menerima berbagai kajian baru yang dihadapkan padanya. Dengan kata lain, keberagaman pendekatanyang bisa dilakukan terhadap kajian ilmu pariwisata memungkinkan munculnya teori baru yangmemperkaya kedudukan ilmu pariwisata sebagai ilmu yang mandiri.
 
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun, 2010, Pengantar Ilmu Sosial Dalam Konteks Pengembangan Ilmu Kepariwisataan.
Diktat Kuliah, Universitas Udayana, Denpasar: Program Studi Magister Kajian Pariwisata.
Yoeti, Oka. A, 2008, Ekonomi Pariwisata, Jakarta: Gramedia.
Situs Resmi United World Tourism Organization: www.unwto.com

No comments:

Post a Comment