PENDAHULUAN
Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu pariwisata digolongkan
dalam rumpun ilmu sosial (social sciences). Secara umum, ilmu sosial didefinisikan sebagai sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari
aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Sementara
menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli Sosiologi Jerman, ilmu sosial merupakan
suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang
memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia (Ismaun,
2010:9).Termasuk dalam rumpun ilmu sosial, di antaranya adalah ilmu ekonomi,
ilmu politik, ilmupsikologi, ilmu hukum, ilmu sosiologi, dan lain
sebagainya.Prof. Ismaun, dalam buku Pengantar Ilmu Sosial Dalam Konteks
Pengembangan Ilmu Kepariwisataan (2010:135), menyebutkan bahwa ilmu pariwisata
berkembang pertama kali di Eropa. Di kota Dubrovnik, Yugoslavia, kepariwisataan
pertama kali diajarkan sebagai ilmu tersendiri pada tahun 1920. Selanjutnya,
pada 1930 ilmu kepariwisataan diajarkan sebagaimata pelajaran pada berbagai
Sekolah Tinggi Dagang. Di Swiss, dua universitas yang berperan banyak dalam
mengembangkan ilmu pariwisata adalah Bern University dan St.Gallen University.
Bahkan, untuk kepentingan pendidikan kepariwisataan, Bern
University membentuk Tourist Research Institute untuk menampung segala masalah dan
perkembangan yang terjadi di lingkungan ilmu kepariwisataan. Adapun
perkembangan ilmu kepariwisataan di Indonesia, bisa dilacak dari
tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan kepariwisataan selepas zaman proklamasi
kemerdekaan, misa
lnya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) YAPARI Bandung, dan lain sebagainya. Saat ini,
perkembangan ilmu kepariwisataan nyaris sudah bisa dirasakan oleh sebagian besar
manusia, tak terkecuali oleh sebagian besar penduduk Indonesia.
Industripariwisata berperan penting dalam menambah devisa negara, dan oleh
sebab itu, bukan halyang berlebihan jika sebagian besar lembaga pendidikan,
termasuk di dalamnya universitas-universitas terkemuka di Indonesia (misalnya
Universitas Trisakti, UPI Bandung, UNPAD, IPB, Universitas Udayana Bali, dll),
mulai gencar membuka program studi yang berkaitan dengan ilmu kepariwisataan.
PARIWISATA SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Ilmu
Pariwisata didefinisikan sebagai “ilmu
yang mempelajari teori-teori dan praktik-praktik tentang perjalanan wisatawan,
aktivitas masyarakat yang memfasilitasi perjalanan tersebut, dan berbagai
implikasinya". Untuk mengkaji kelaikan pariwisata sebagai sebuah disiplin ilmu dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu :
1. Aspek Ontologi
Aspek
ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuan ilmu ini dalammenyedikan
informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata,
gejala-gejalapariwisata, karakteristik wisatawan, prasarana dan sarana wisata,
tempat-tempat serta dayatarik destinasi yang dikunjungi, sistem dan organisasi,
dan kegiatan bisnis terkait, sertakomponen pendukung di daerah asal maupun di
sebuah destinasi wisata. Dari sisi ontologi, objek
formal yang menjadi kajian Ilmu Pariwisata adalah fenomena kepariwisataan yang
dapat difokuskan pada tiga unsur, yaitu: (1) pergerakan wisatawan, (2) aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan tersebut, serta (3)
akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang
memfasilitasinya terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat secara luas.
2. Aspek Epistimologi
Aspek
epistimologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah, objek ilmu pariwisata telah didasarkan
pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik. Dalam
memperoleh kebenaran ilmiah dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan,
yakni: (1) Pendekatan
sistem : Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan, aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi kedua-duanya terhadap kehidupan
masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan “linkedsystem” dan
saling mempengaruhi. Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan
menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologi, bahkan
politik. Sehingga, pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika
subsistemnya, seperti pasar, produk, dan pemasaran. (2)
Pendekatan Kelembagaan : Pendekatan kelembagaan adalah dimana setiap perjalanan
wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen, penyedia sebagai supplier
jasa transportasi, penyedia jasa akomodasi atau penginapan, serta
kemasan atraksi atau daya tarik wisata. Semua komponen ini memiliki hubungan
fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata, dan jika
salah satu darikomponen di atas tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan
perjalanan tidak akanberlangsung.(3)
Pendekatan Produk: Pendekatan yang digunakan untuk mengkategorikan
bahwapariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya
yang sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat. Pariwisata adalah
sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni ; Menurut Medlik,
1980 (dalamAriyanto 2005), ada empat aspek
(4A) yang harus dipenuhi produk pariwisata sebagai sebuah totalitas
produk, yakni: (1) Attractions (daya
tarik); (2) Accesability (transportasi);
(3) Amenities (fasilitas);
(4) Ancillary (kelembagaan).
3
Aspek Aksiologi
Ilmu
pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Perjalanan
dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam bentuk
pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk
aktualisasi diri. Menurut UN-WTO,pariwisata telah menjadi industri terbesar dan
memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Kontribusi
pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-implikasi
pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi, pemahaman terhadap budaya yang berbeda, pemanfaatan potensi
sumber daya alam dan manusia. Dari sisi aksiologi, yaitu
nilai atau manfaat yang dapat disumbangkan oleh ilmu Pariwisata. Manfaat ilmu
Pariwisata dapat dirancang untuk mengembangkan ilmu pariwisata itu sendiri,
untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya, dan untuk memberi
penjelasan perkembangan terkini dunia pariwisata secara teoretik
kepada masyarakat. Ilmu pariwisata juga dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan
yang bersifat praksis dan bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan di
lapangan.
KESIMPULAN
Dalam
praktiknya, kegiatan pariwisata tidak hanya menyangkut hubungan manusia dengan manusia
lainnya. Kegiatan pariwisata meliputi juga hubungan manusia dengan alam (wisata
alam), manusia dengan masa lalunya (wisata heritage), bahkan manusia dengan
Tuhannya (wisata religi). Namun biarpun demikian, sebagai sebuah disiplin ilmu,
ilmu pariwisata dimasukkan dalam rumpun ilmu sosial. Hal ini selintas bisa
disimpulkan karena ilmu pariwisata memiliki kualifikasi yang sesuai dengan
kecenderungan karakteristik ilmu sosial yang menitikberatkan kajiannya dalam
mempelajari segala hal yang berkenaan dengan perilaku manusia, juga mempelajari
segala hal yang diakibatkan oleh interaksi antar sesama manusia. Sebagai sebuah
disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kedudukan ilmu pariwisata dalam lingkup ilmu
sosial tidak bisa dipisahkan dari keberadaan ilmu-ilmu sosial lainnya.
Pendekatan ilmu pariwisata bisa dilakukan melalui ilmu politik, ilmu ekonomi,
ilmu sejarah, ilmu antropologi, ilmu sosiologi, ilmu psikologi, ilmu geografi,
dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dengan beragamnya pendekatan yang bisa dilakukan
terhadap ilmu pariwisata, maka ilmu pariwisata sangat terbuka dalam menerima
berbagai kajian baru yang dihadapkan padanya. Dengan kata lain, keberagaman
pendekatanyang bisa dilakukan terhadap kajian ilmu pariwisata memungkinkan
munculnya teori baru yangmemperkaya kedudukan ilmu pariwisata sebagai ilmu yang
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun,
2010, Pengantar Ilmu Sosial Dalam Konteks Pengembangan Ilmu Kepariwisataan.
Diktat Kuliah, Universitas Udayana, Denpasar: Program Studi Magister Kajian Pariwisata.
Yoeti, Oka. A, 2008, Ekonomi Pariwisata, Jakarta:
Gramedia.
Situs Resmi United World Tourism Organization: www.unwto.com

No comments:
Post a Comment