FOTO SELFIE
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA MINAT KHUSUS DI ANJUNGAN TUKAD MELANGIT (ATM) KABUPATEN BANGLI
Oleh : I Wayan
Wiwin
Dosen Program
Studi Industri Perjalanan Jurusan Pariwisata Budaya Fakultas Dharma Duta IHDN
Denpasar
Abstrak
Wisata minat
khusus telah menjadi trend pariwisata saat ini, dimana wisata minat khusus merupakan
jenis pariwisata alternatif untuk menghindari pengembangan pariwisata massal yang
cenderung berdampak negatif selama ini. Wisata minat khusus yang menjadi
fenomena baru di dunia pariwisata menjadi salah satu tuntutan bagi para
penyedia jasa wisata. Motivasi wisatawan dalam mencari sesuatu yang baru dan
mempunyai pengalaman wisata yang berkualitas menyebabkan meningkatnya
permintaan bagi wisatawan minat khusus. Terutama bagi para penyedia jasa pariwisata
yang ada di Bali dituntut agar memberikan inovasi yang baru, menarik dan
berbeda dari biasanya. Salah satu potensi wisata minat khusus yang saat ini
sedang banyak di unggah di media sosial adalah wisata foto selfie di Anjungan Tukad Melangit (ATM) yang terletak di Dusun
Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Namun potensi wisata
tersebut belum tergarap dengan maksimal sehingga diperlukan adanya upaya
penyusunan program pengembangan untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan.
Kata Kunci :
Daya Tarik Wisata Minat Khusus, Foto Selfie.
I.
PENDAHULUAN
Pentingnya
peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai Negara sudah tidak
diragukan lagi. Banyak Negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap
pariwisata dengan serius dan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan di
dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengentasan
kemiskinan. Sebagai salah satu negara yang mempunyai potensi alam dan budaya,
Indonesia juga bertekad untuk mengembangkan
pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pertumbuhan perekonomiannya.
Dengan
adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 yang
mengisyaratkan tatanan perubahan dalam pemerintahan, dimana Pemerintah Daerah
Propinsi, Kota/Kabupaten memperoleh kewenangan untuk mengatur rumah tangganya
sendiri masing-masing. Tentu setiap daerah akan berusaha untuk meningkatkan
kwalitas sumber daya manusia dan alamnya yang bersifat fundamental dan
multidimensi tidak hanya sebatas pada bidang politik, ekonomi, tetapi juga
dalam bidang pariwisata. Kesempatan ini memacu masing-masing daerah Kabupaten
untuk berlomba menggali potensi pariwisatanya guna meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) untuk diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
Salah
satu Kabupaten yang terletak di wilayah tengah Propinsi Bali yang sedang gencar
membangun industri pariwisata di wilayahnya adalah Kabupaten Bangli. Dalam
rangka untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli,
maka pemerintah Kabupaten Bangli terus berupaya untuk menggali dan mengembangkan
potensi-potensi kepariwisataan yang dimilikinya, baik potensi alam maupun
budaya. Namun pemerintah tidak hanya bisa mengandalkan potensi tersebut semata,
diperlukan gebrakan dan usaha yang selektif untuk dapat mengembangkan berbagai
potensi yang mempunyai prospek besar untuk dikembangkan.
Kabupaten
Bangli memiliki bermacam potensi kepariwisataan yang masih harus dikembangkan.
Beragam kekayaan Kabupaten Bangli, mulai dari alam yang indah dan produk budaya
yang unik serta beragam sebetulnya merupakan faktor-faktor pendukung dan
peluang bisnis bagi tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata di Bangli.
Namun demikian strategi dan kebijakan serta langkah-langkah pengembangannya
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Harapan tersebut sesuai dengan cita-cita
pengembangan pariwisata yang berbasis pada kearifan lokal yang menjunjung
nilai-nilai pelestarian alam dan budaya untuk keberlanjutannya dimasa depan (sustainable tourism development).
Harapan tersebut salah satunya dapat diwujudkan melalui pengembangan wisata
minat khusus yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal.
Wisata
minat khusus telah menjadi trend pariwisata saat ini dimana wisata minat khusus
ini dilakukan untuk menghindari pariwisata massal dengan kata lain wisata minat
khusus adalah salah satu alternatif pariwisata. Wisata minat khusus yang
menjadi fenomena baru di dunia pariwisata menjadi salah satu tuntutan bagi para
penyedia jasa wisata. Motivasi wisatawan dalam mencari sesuatu yang baru dan
mempunyai pengalaman wisata yang berkualitas menyebabkan meningkatnya
permintaan bagi wisatawan minat khusus. Terutama bagi para penyedia jasa wisata
yang ada di Pulau Bali dituntut agar memberikan inovasi yang baru, menarik dan
berbeda dari biasanya. Dengan banyaknya permintaan wisatawan untuk menikmati
pariwisata yang berbeda dengan yang lain saat berkunjung ke suatu destinasi
pariwisata menuntut para penyedia jasa pariwisata untuk selalu berinovasi dan
mencari hal baru dan menarik untuk kembali dapat menarik minat wisatawan
berkunjung ke suatu daya tarik wisata. Dengan adanya permintaan pariwisata yang
berbeda inilah masyarakat Bangli beserta pihak-pihak terkait terus melakukan
inovasi dan memberikan ide-ide yang menarik untuk dunia pariwisata dengan tujuan
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui sektor pariwisata. Dengan
adanya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata minat khusus juga
akan menyerap tenaga kerja dan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
setempat.
Salah
satu potensi wisata minat khusus yang saat ini sedang banyak di unggah di media
sosial adalah wisata selfie di Anjungan
Tukad Melangit (ATM) yang terletak di Dusun Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku,
Kabupaten Bangli. Namun potensi wisata tersebut belum tergarap dengan maksimal
sehingga diperlukan adanya upaya penyusunan program pengembangan untuk dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan lokal (domestik) maupun
wisatawan asing.
II.
PEMBAHASAN
Anjungan
Tukad Melangit (ATM) terletak di Dusun Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku,
Kabupaten Bangli yang berjarak sekitar 6 kilometer arah timur laut dari pusat
Kota Bangli, dan sekitar 50 kilometer
dari Kota Denpasar yang dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 1,5 jam.
Pemilihan
Anjungan Tukad Melangit (ATM) sebagai lokasi penelitian didasari alasan karena
tempat wisata ini sedang ramai diunggah dan menjadi bahan perbincangan di media
sosial sebagai salah satu tempat wisata favorit untuk wisata foto selfie yang
menjadi trend remaja saat ini, dan Anjungan Tukad Melangit sudah banyak dikunjungi
oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun maupun wisatawan asing.
Pada
mulanya lokasi Anjungan Tukad Melangit ini hanya dibangun sederhana terbuat
dari bahan bambu oleh beberapa orang pemuda setempat yang menjadikan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dan menghibur diri sekitar awal tahun 2016
yang lalu, namun lama-kelamaan setelah diunggah ke media sosial, hasil foto
selfie di tempat ini mulai ramai dibicarakan oleh pengguna media sosial karena
keindahan panorama alamnya yang mempesona, sehingga mulai ramai dikunjungi oleh
wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke ATM hanya dikenakan donasi sebesar Rp.
5000 (lima ribu rupiah) per orang dan dapat menikmati semua fasilitas yang
tersedia seperti anjungan tempat foto selfie, ayunan, gazebo, serta taman
dengan pemandangan lembah alami yang sangat indah.
2.1 Foto Selfie Sebagai Daya Tarik
Wisata Minat Khusus
Pariwisata
akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan jika suatu daerah terdapat lebih
dari satu jenis objek dan daya tarik wisata (Marpaung, 2002). Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,
daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Menurut Yoeti (2006: 167)
secara garis besar ada empat kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan
datang pada suatu negara daerah tujuan wisata tertentu yaitu:
a. Natural
Attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah pemandangan (landscape),
pemandangan laut (seascape), pantai (beaches) danau (lakes), air terjun
(waterfall), kebun raya (national park), agrowisata (ogrotourism), gunung
berapi (volcanos), termasuk pula flora dan fauna.
b. Build
attraction, termasuk dalam kelompok ini antara lain bangunan dengan arsitektur
yang menarik, seperti rumah adat, dan termasuk bangunan kuno dan modern seperti
Opera Building (Sydney), WTC (New York), Forbiden City (China), atau Big Ben
(London), TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan daya tarik buatan lainnya.
c. Cultural
Attraction, dalam kelompok ini termasuk diantaranya peninggalan sejarah
(historical Building), cerita-cerita rakyat (folklore), kesenian tradisional
(traditional dances), museum, upacara keagamaan, festival kesenian dan
semacamnya.
d. Social
Attraction, yang termasuk kelompok ini adalah tata cara hidup suatu masyarakat
(the way of life), ragam bahasa (languages), upacara perkawinan, potong gigi,
khitanan atau turun mandi dan kegiatan sosial lainnya.
Wilkinson,
1994 (dalam Pitana, 2009:69) menyebutkan jenis-jenis daya tarik wisata dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
a) Daya
Tarik Wisata Alam
Daya
Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya
tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi
daya.
b) Daya
Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya
Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek
dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni
pertunjukan dan kerajinan.
c) Daya
Tarik Wisata Minat Khusus
Daya
Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia.
Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.
Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian.
Contohnya: wisata petualangan
(adventure), agrowisata, wisata spa, wisata belanja (shopping), wisata festival,
wisata hobby, wisata sport, dan wisata spiritual.
Jadi yang
dimaksud dengan daya tarik wisata minat khusus dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu yang menjadi daya tarik wisatawan khususnya wisatawan yang
mempunyai motivasi khusus yaitu didasari oleh motivasi untuk melakukan wisata
swafoto (foto selfie) yang menjadi
trend di era digital media sosial saat ini. .
2.2 Pengertian dan Sejarah Foto
Selfie
Salah satu trend yang paling berkembang di jaman sekarang adalah
foto selfie. Tidak dipungkiri bahwa, sebagian orang yang ada di dunia pasti
pernah mengambil foto selfie. Selfie adalah jenis foto potret diri yang diambil
oleh diri sendiri dengan menggunakan sebuah kamera, baik kamera digital atau
kamera telepon. Selfie biasa disebut dengan memfoto diri sendiri, foto narsis
atau swafoto. Istilah yang sering digunakan untuk meyebut selfie di indutri
hiburan Korea adalah Selca yang merupakan kependekan dari Self Camera (https://id.wikipedia.org/wiki/Swafoto)
Istilah Selfie muncul dan digunakan pertama kali pada 13 September
2002 dalam sebuah forum internet Australia (ABC Online). Karena kepopulerannya
kata selfie ini, kata selfie tercantum dalam Oxford English Dictionary versi
daring pada tahun 2013. Dan Oxfor Dictionary menobatkan kata selfie sebagai
Word of the year tahun 2013 pada bulan November 2013. Pada saat melakukan foto
diri sendiri, pose-pose yang paling banyak dan umum digunakan adalah yang
bersifat kasual, baik saat menggunakan kamera yang diarahkan pada diri sendiri
atau dengan bantuan pantulan cermin. Jarak jangkau foto selfie juga terbatas,
sehingga objek yang paling jelas dan paling Nampak adalah sang fotografer
(pemfoto atau orang yang melakukan selfie) itu sendiri atau beberapa orang yang
bisa dijangkau oleh kamera. Dengan kemudahan yang diakibatkan oleh pesatnya
perkembangan teknologi, selfie atau memfoto diri sendiri saat ini sudah menjadi
sebuah budaya baru yang sangat populer. Banyak orang yang bilang kalau foto
selfie merupakan hal/budaya populer yang modern, namun sebenarnya memfoto diri
sendiri sudah pernah dilakukan dan sudah ada sejak jaman dulu.
Pada jaman itu sekitar tahun 1900-an, seorang puteri bangsawan
dari kekaisaran Rusia telah mengambil gambar dirinya sendiri lewat pantulan cermin
dengan menggunakan kamera box Kodak Brownie. Puteri bangsawan itu bernama
Anastasia Nikolaevna, ia merupakan puteri keempat dari Tsar Nicholas II dari
Rusia. Setelah melakukan foto diri sendiri, ia kemudian mengirim foto tersebut
kepada temannya pada tahun 1914 bersama sebuah surat. Pada surat yang dikirim
tersebut, ia menulis: “Saya mengambil foto ini menggunakan cermin, sangat susah
dan tangan saya gemetar.” Dengan aksi yang dia lakukan tersebut, sejarah
mencatat bahwa Anastasia Nikolaevna sebagai orang yang pertama kali melakukan
foto selfie. Demikian sejarah dan asal usul dari
selfie atau memfoto diri sendiri yang menjadi trend di media sosial saat ini (http://masirul.com/pengertian-selfie-sejarah-selfie/).
Trend
foto selfie ini dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata minat
khusus pada tempat-tempat wisata yang memiliki keindahan panorama alam sebagai
latar belakang (backround) dari
gambar foto yang dihasilkan, seperti yang berkembang di Anjungan Tukad Melangit
saat ini, dengan keindahan panorama lembah di sepanjang aliran sungai Tukad
Melangit di Dusun Antugan Desa Jehem yang begitu mempesona.
2.3 Program-Program Pengembangan Wisata
Foto Selfie Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus di Anjungan Tukad Melangit
(ATM)
Adapun program-program
pengembangan wisata foto selfie sebagai daya tarik wisata minat khusus di
Anjungan Tukad Melangit (ATM), dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu program
fisik dan program non fisik.
2.2.1 Program Fisik
Adapun program fisik untuk
mewujudkan Anjungan Tukad Melangit sebagai daya tarik wisata minat khusus,
adalah sebagai berikut :
a)
Pembangunan sarana dan prasarana
pendukung kepariwisataan
Pembangunan
sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan di sekitar kawasan Anjungan Tukad
Melangit meliputi : pembangunan tempat parkir bagi pengunjung, pembangunan
jalan setapak mengelilingi seluruh area Anjungan Tukad Melangit, pembangunan
taman dan gazebo tempat istirahat bagi pengunjung, pembangunan toilet, dan
pembangunan warung cafeteria yang menyediakan menu makanan tradisional khas
Dusun Antugan.
b)
Pembuatan anjungan sebagai tempat
melakukan foto selfie
Pembuatan
anjungan sebagai tempat melakukan foto selfie di atas tebing lembah aliran
Sungai Melangit merupakan daya tarik utama dan menjadi prioritas dalam penataan
daya tarik wisata di kawasan ini, hal ini sangat penting agar memberikan rasa
aman dan mendapatkan titik poin yang tepat dalam pengambilan gambar foto
selfie. Anjungan yang telah dibangun sebanyak 3 buah yang di desain cukup
menarik dan tentunya memperhatikan faktor keselamatan pengunjung.
c)
Pembudidayaan tanaman pisang batu
sebagai tanaman perkebunan khas Dusun Antugan
Di
kawasan Anjungan Tukad Melangit yang terletak di Dusun Antugan Desa Jehem
Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli banyak terdapat perkebunan pisang batu
sebagai hasil perkebunan mayoritas penduduk setempat, budidaya tanaman pisang
batu telah menjadi mata percaharian utama para petani local dan sudah menjadi
ciri khas pertanian di Dusun Antugan. Desa Antugan telah menjadi pemasok daun
pisang batu yang dipasarkan hampir di seluruh pasar tradisional di Bali dan di
Kabupaten Bangli pada khususnya. Daun pisang batu merupakan daun pisang terbaik
yang digunakan sebagai bahan pembuatan sarana upacara yadnya dan sebagai pembungkus makanan tradisional di Bali. Selain
daun dan buahnya, batang pohon pisang batu juga dipasok untuk kepentingan
pangan ternak dan bahan konsumsi sayur masyarakat Bali.
Pembudidayaan
tanaman pisang batu ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata
tambahan, dan hasilnya juga dapat dikemas sebagai bahan makanan tradisional
khas dusun Antugan yang disuguhkan kepada wisatawan yang berkunjung, sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan pariwisata di ATM.
2.2.2
Program
Non Fisik
Adapun program non fisik untuk
mewujudkan Anjungan Tukad Melangit sebagai daya tarik wisata minat khusus meliputi
:
a) Program
pelatihan dan pengelolaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal
Kualitas
sumber daya manusia khusus di bidang kepariwisataan tentunya relative masih
minim di Dusun Antugan. Untuk itu diperlukan adanya program pelatihan dalam
bidang kepariwisataan. Jika SDM masyarakat lokal tidak diarahkan serta dibina
maka akan menjadi suatu kendala dalam upaya pengembangan pariwisata. Program
pelatihannya antara lain : pelatihan dalam memberikan pelayanan kepada
wisatawan, pelatihan bahasa asing, serta pelatihan pengelolaan usaha pariwisata
misalnya usaha penyediaan perlengkapan fotografi, perkemahan, usaha souvenir,
dan warung makan tradisional.
b) Program
pelatihan dasar teknik fotografi bagi pihak pengelola Anjungan Tukad Melangit
Program pelatihan dasar teknik fotografi
tentunya sangat diperlukan bagi pihak pengelola ATM, hal ini untuk memudahkan
pihak pengelola dalam memberikan pelayanan dan berbagai pengetahuan dan
informasi kepada wisatawan yang berkunjung, khususnya yang tertarik dengan
wisata foto selfie.
c) Program
penyuluhan tentang budidaya dan pengolahan hasil perkebunan pisang batu sebagai
tanaman khas dusun Antugan.
Program penyuluhan budidaya dan
pengolahan hasil tanaman pisang batu sangat penting diberikan kepada masyarakat
lokal, karena berkebun pisang batu telah menjadi ikon masyarakat di Dusun
Antugan sebagai mata pencaharian. Program ini juga sangat diperlukan untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaiamana mengolah bahan baku
pisang sebagai makanan tradisional yang bernilai tinggi untuk dapat disuguhkan
kepada wisatawan yang berkunjung, sehingga dapat memberikan penghasilan
tambahan bagi petani, serta dapat dijadikan sebagai salah satu ikon kuliner
khas Dusun Antugan.
d) Program
penyuluhan tentang konservasi kawasan dan lingkungan hidup kepada masyarakat
lokal
Program
penyuluhan tentang konservasi kawasan dan lingkungan hidup harus menjadi
prioritas, karena masyarakat lokal merupakan subjek utama yang berinteraksi
langsung dengan lingkungan alam setempat. Keberadaan masyarakat sangat penting
untuk turut serta berperan aktif menjaga, memelihara, mengusahakan, dan
melestarikan lingkungan karena segala dampak yang diakibatkan oleh lingkungan
maka pihak masyarakatlah yang secara langsung merasakannya. Aktivitas penanganan lingkungan secara lokal
yang dilakukan oleh masyarakat akan menjadi contoh dan merupakan sumber
informasi/pengalaman yang berdampak global.
Bumi
merupakan satu-satunya planet yang dapat memberikan harapan hidup bagi manusia
dan mahluk hidup lainnya wajib kita jaga agar terhindar dari kerusakan.
Kelestarian alam wajib kita wariskan kepada generasi mendatang dalam keadaan
lebih baik dari yang kita nikmati dan miliki saat ini. Masyarakat dan semua
pihak wajib bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan agar daya dukungnya bagi
kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya terjamin dalam jangka
panjang sehingga selaras dengan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan.
III.
PENUTUP
Wisata foto selfie
sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan sebagai daya tarik wisata minat
khusus di kawasan Anjungan Tukad Melangit (ATM), hal ini terlihat dari semakin
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke ATM serta banyaknya akun media
sosial (seperti facebook, twiter, instagram) yang menggunggah foto selfie
mereka di Anjungan Tukad Melangit. Adapun program-program pengembangan wisata
foto selfie sebagai daya tarik wisata minat khusus di Anjungan Tukad Melangit
(ATM), dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu program fisik dan program non
fisik. Program fisiknya meliputi : pembangunan sarana dan prasarana pendukung
kepariwisataan, pembuatan anjungan sebagai tempat melakukan foto selfie, dan pembudidayaan
tanaman pisang batu sebagai tanaman perkebunan khas Dusun Antugan. Sedangkan
program non-fisiknya meliputi : program pelatihan dan pengelolaan usaha
pariwisata bagi masyarakat lokal, program pelatihan dasar teknik fotografi bagi
pihak pengelola Anjungan Tukad Melangit, program penyuluhan tentang budidaya
dan pengolahan hasil perkebunan pisang batu sebagai tanaman khas dusun Antugan,
serta program penyuluhan tentang konservasi kawasan dan lingkungan hidup kepada
masyarakat lokal. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke Anjungan Tukad Melangit (ATM), khususnya wisatawan
dengan motivasi minat khusus yaitu wisata foto selfie.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. Informasi Kepariwisataan Kabupaten Bangli
2016. Bangli : Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli.
----------,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
----------,
2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jilid
III). Jakarta: Balai Pustaka.
Basrowi
& Suwandi. 2008. Memahami Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal,
Sanafiah. 2001. Format-Format Penelitian
Sosial. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.
Geriya,
Wayan. 1996. Pariwisata dan Dinamika
Kebudayaan Lokal, Nasional, Global. Denpasar: Upada Sastra.
Kusmayadi,
E. S., 2000. Metodelogi Penelitian dalam
Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Marzuki.
1977. Metodelogi Riset. Yogyakarta:
BPFE-UII.
Pitana,
I Gde. 1999. Pelangi Pariwisata Bali. Denpasar:
Bali Post.
----------------.
2005. Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta: ANDI.
Sumadi, K. 2000. Kepariwisataan Indonesia Sebuah
Pengantar. Denpasar: Sari Kahyangan.
Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata.
Yogyakarta: ANDI.
Wardiyanta, 2006. Metode
Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
Internet :