PENGEMBANGAN DESA WISATA PENGLIPURAN
DI
KABUPATEN BANGLI
(TINJAUAN
DARI PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN)
Oleh : I Wayan Wiwin
Desa Tradisional
Penglipuran adalah salah satu desa wisata di Bali yang terletak di Kelurahan
Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Sebagai salah satu objek wisata
pedesaan, Desa Penglipuran memiliki daya tarik wisata berupa pola tata ruang
dan arsitektur bangunan tradisional yang unik, tradisi dan kehidupan sosial
budaya masyarakat yang khas, keberadaan hutan bambu yang asri, dan keberadaan
monumen tugu pahlawan untuk wisata ziarah. Namun belakangan ini muncul kekhawatiran
terhadap kelanjutan perkembangan pariwisata di desa Penglipuran, eksistensi
bangunan rumah tradisonal penduduk sudah mulai terancam seiring dengan
perkembangan modernisasi dan peningkatan taraf perekonomian masyarakat lokal,
dan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya
masyarakat tradisional kearah masyarakat modern, serta eksistensi
tanaman bambu di sekitar pekarangan penduduk yang rentan akan alih fungsi lahan untuk lahan
pemukiman. Diperlukan suatu upaya bersama pemerintah dan masyarakat untuk
menjaga keberadaannnya dimasa yang akan datang sehingga terwujudnya pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut; (1) Bagaimana profil pengembangan
Desa Wisata Penglipuran saat ini?, (2) Bagimana pengembangan Desa Wisata
Penglipuran ditinjau dari perspektif pembangunan pariwisata berkelanjutan?. Untuk
menjawab kedua rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan konsep
pengembangan desa wisata dan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam
dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, dan analisis data
dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil
penelitian menunjukan bahwa pengembangan pariwisata di Desa
Penglipuran sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan, pembangunan
pariwisata di Desa Penglipuran telah memenuhi kriteria pokok pembangunan
pariwisata berkelanjutan, yang dapat ditinjau dari 3 aspek pokok yakni; (1) Aspek
Ekonomi, pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran
telah memberikan manfaat ekonomi secara langsung dan adil kepada masyarakat
lokal karena masyarakat lokal berperan sebagai subjek pelaku pariwisata yang
berinteraksi langsung dengan wisatawan yang berkunjung, masyarakat lokal dapat
menyediakan jasa pelayanan wisata seperti menyediakan rumah penginapan tamu (guest house) dn menjual souvenir kerajinan ayaman bambu kepada
wisatawan. Selain itu, masyarakat lokal juga mendapatkan sebagian penghasilan dari panjualan tiket masuk (entrance ticket) Desa Wisata Penglipuran masuk ke kas Desa Adat; (2) Aspek
Lingkungan, pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran
tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan penurunan
kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan perladangan maupun persawahan.
Kelestarian hutan bambu masih tetap
terjaga dengan baik. Selain itu dengan dijadikannya desa mereka sebagai objek
wisata, secara langsung masyarakat dengan antusias berperan serta menjaga
kebersihan dan keindahan lingkungannya; (3) Aspek Sosial-budaya, kehidupan
sosial-budaya masyarakat di Desa Penglipuran masih sangat
lestari, hal ini dibuktikan dari tetap terpeliharanya berbagai tradisi budaya
dan ritual upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran ditengah pengaruh
globalisasi dan modernisasi, kehadiran pariwisata justru membangkitkan upaya
pelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat lokal untuk dijadikan
sebagai atraksi wisata.
Kata
kunci : desa wisata, pembangunan pariwisata berkelanjutan