Thursday, 14 August 2014

Desa Wisata Penglipuran




PENGEMBANGAN DESA WISATA PENGLIPURAN
DI KABUPATEN BANGLI
(TINJAUAN DARI PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN)
Oleh : I Wayan Wiwin 

         Desa Tradisional Penglipuran adalah salah satu desa wisata di Bali yang terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Sebagai salah satu objek wisata pedesaan, Desa Penglipuran memiliki daya tarik wisata berupa pola tata ruang dan arsitektur bangunan tradisional yang unik, tradisi dan kehidupan sosial budaya masyarakat yang khas, keberadaan hutan bambu yang asri, dan keberadaan monumen tugu pahlawan untuk wisata ziarah. Namun belakangan ini muncul kekhawatiran terhadap kelanjutan perkembangan pariwisata di desa Penglipuran, eksistensi bangunan rumah tradisonal penduduk sudah mulai terancam seiring dengan perkembangan modernisasi dan peningkatan taraf perekonomian masyarakat lokal, dan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya  masyarakat tradisional kearah masyarakat modern, serta eksistensi tanaman bambu di sekitar pekarangan penduduk yang  rentan akan alih fungsi lahan untuk lahan pemukiman. Diperlukan suatu upaya bersama pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keberadaannnya dimasa yang akan datang sehingga terwujudnya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut; (1) Bagaimana profil pengembangan Desa Wisata Penglipuran saat ini?, (2) Bagimana pengembangan Desa Wisata Penglipuran ditinjau dari perspektif pembangunan pariwisata berkelanjutan?. Untuk menjawab kedua rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan konsep pengembangan desa wisata dan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, dan analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan pariwisata di Desa Penglipuran sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, pembangunan pariwisata di Desa Penglipuran telah memenuhi kriteria pokok pembangunan pariwisata berkelanjutan, yang dapat ditinjau dari 3 aspek pokok yakni; (1) Aspek Ekonomi, pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran telah memberikan manfaat ekonomi secara langsung dan adil kepada masyarakat lokal karena masyarakat lokal berperan sebagai subjek pelaku pariwisata yang berinteraksi langsung dengan wisatawan yang berkunjung, masyarakat lokal dapat menyediakan jasa pelayanan wisata seperti menyediakan rumah penginapan tamu (guest house) dn menjual souvenir kerajinan ayaman bambu kepada wisatawan. Selain itu, masyarakat lokal juga mendapatkan sebagian penghasilan dari panjualan tiket masuk (entrance ticket) Desa Wisata Penglipuran masuk ke kas Desa Adat; (2) Aspek Lingkungan, pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutan bambu  masih tetap terjaga dengan baik. Selain itu dengan dijadikannya desa mereka sebagai objek wisata, secara langsung masyarakat dengan antusias berperan serta menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya; (3) Aspek Sosial-budaya, kehidupan sosial-budaya masyarakat di Desa Penglipuran masih sangat lestari, hal ini dibuktikan dari tetap terpeliharanya berbagai tradisi budaya dan ritual upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran ditengah pengaruh globalisasi dan modernisasi, kehadiran pariwisata justru membangkitkan upaya pelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat lokal untuk dijadikan sebagai atraksi wisata.

Kata kunci : desa wisata, pembangunan pariwisata berkelanjutan